...........................................................

Renungan Al Quran

Ta’riful Qur’an (Mengenal Al-Qur’an)

Mengenal Al-Qur’an (Ta’riful Qur’an) adalah sebuah keniscayaan bagi umat Islam. Bagaimana tidak, sedangkan Al-Qur’an adalah kitab sucinya: firman Allah SWT yang berisi petunjuk dalam kehidupan ini sekaligus referensi pertama (maraaji’ al-ulaa) dalam beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Mengenal Al-Qur’an (Ta’riful Qur’an) adalah langkah awal kita untuk berinteraksi lebih jauh dengan Al-Qur’an.

Al-Qur’an (القرآن)
Secara etimologi, Al-Qur’an berasal dari kata yang sama dengan qira’ah, yaitu akar kata (masdar) dari qara’a, qira’atan wa qur’anan. Qara’a memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun. Qira’ah berarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainnya dalam satu ungkapan kalimat yang teratur.

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآَنَهُ (17) فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآَنَهُ (18)

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (QS. Al-Qiyamah : 17-18)

Sebagai masdar dari qara’a, Al-Qur’an juga bisa berarti bacaan. Allah SWT berfirman :

كِتَابٌ فُصِّلَتْ آَيَاتُهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, (QS. Fushilat : 3)

Sedangkan secara terminologi, definisi Al-Qur’an adalah:
Kalamullah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang disampaikan kepada kita secara mutawatir dan membacanya bernilai ibadah.

Ada lima unsur dalam definisi ini, yaitu: Kalam Allah (كلام الله), Mukjizat (المعجز), Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (المنزل على قلبي محمد صلى الله عليه وسلم), Diriwayatkan secara Mutawatir (المنقول بالتواتر), dan Membacanya adalah Ibadah (المتعبد بتلاوته).

Kalam Allah (كلام الله)

Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang disampaikan kepada Rasulullah SAW melalui perantaraan Jibril. Meskipun kalam (perkataan) juga dimiliki oleh manusia dan jin, malaikat, bahkan hewan, tentu saja kalam Allah SWT berbeda dari kalam makhluk.

Diturunkannya Al-Qur’an dengan bahasa yang dipergunakan manusia tidak membuat Al-Qur’an secara otomatis bukan kalam Allah, dan tidak pula mencabut sisi Ilahiah dan kesucian Al-Qur’an.

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm : 4)

Jika orang-orang musyrikin Makkah mengatakan Al-Qur’an itu sihir dan Muhammad orang gila, itu semata-mata kebencian mereka dan ketidaksiapan mereka menghadapi kalam Allah ini. Maka Allah SWT sendiri yang menjawab kedustaan mereka :

إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ (19) ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ (20) مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ (21) وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ (22)

Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. (QS. At-Takwir : 19-22)

Mukjizat (المعجز)

Mukijzat (I’jaz) berarti menetapkan kelemahan, yakni ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari qudrah (potensi, power, kemampuan). Apabila mukjizat muncul, maka nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan). Dengan demikian mukjizat dapat didefinisikan sebagai sesuatu hal luar biasa untuk membuktikan kenabian/kerasulan seseorang disertai dengan tantangan bagi pihak yang memusuhinya, kemudian menampakkan kelemahan mereka yang memusuhi sekaligus keunggulannya selamat dari perlawanan. Rasulullah SAW bersabda :

مَا مِنَ الأَنْبِيَاءِ نَبِىٌّ إِلاَّ أُعْطِىَ مَا مِثْلُهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِى أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَىَّ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Tiada seorang Nabi pun kecuali diberi mukjizat yang dapat membuat manusia beriman kepadanya. Namun apa yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang datangnya dari Allah. Karena itu aku berharap semoga kiranya aku menjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat. (HR. Bukhari dan Ahmad)

Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW yang tetap abadi, bisa disaksikan hingga kini. Sejak zaman Nabi SAW, sampai sekarang dan akhir zaman kelak, mukjizat ini terbukti dan tidak tertandingi.

Al-Qur’an sendiri telah menantang manusia untuk menandingi Al-Qur’an dalam tiga tahapan:
Pertama, menantang mereka (manusia dan juga jin) untuk membuat yang semisal dengan Al-Qur’an.

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS. Al-Isra’ : 88)

Ternyata mereka tidak sanggup menghadapi tantangan itu. Maka, terbuktilah keunggulan Al-Qur’an sebagai mukjizat yang tidak bisa ditandingi.

Kedua, menantang mereka dengan sepuluh surat saja dari Al-Qur’an.

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (13) فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (14)

Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)? (QS. Hud : 13-14)

Mereka juga tidak sanggup. Dan Al-Qur’an tetap tidak bisa ditandingi, sebab ia adalah mukjizat.

Ketiga, menantang mereka dengan satu surat saja dari Al-Qur’an.

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar." (QS. Yunus : 38)

Ternyata mereka tidak sanggup membuat satu surat pun seperti Al-Qur’an. Tantangan ini juga diulang dalam ayat yang lain:

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (23) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (24)

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah : 23-24)

Mereka tetap tidak sanggup. Meskipun sampai dengan hari ini dunia dipenuhi dengan para ahli bahasa dan sastrawan Internasional, pemikir, ilmuwan dan sebagainya, tidak ada satu orang pun yang berani menantang Al-Qur'an untuk membuat yang serupa dengannya meskipun satu surat saja.Mukjizat Al-Qur'an memang tidak tertandingi. Sampai sekarang, sampai kapan pun.

Selain kemukjizatan dalam aspek bahasa seperti fasahah dan balaghah yang demikian tinggi, ada beberapa aspek lain yang menunjukkan kemukjizatan Al-Qur’an, diantaranya :

Pertama, pemberitaan mengenai hal-hal ghaib yang akan datang yang tidak mungkin diketahui kecuali dengan wahyu. Misalnya dalam firman Allah tentang berita kemenangan Romawi:

الم (1) غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ

Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun lagi... (QS. Ar-Rum : 1-4)

Saat menjelaskan ayat ini dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Adziim, Ibnu Katsir mengetengahkan kisah taruhan antara Abu Bakar dan Orang-orang Musyrik. Saat itu Persia di bawah pimpinan Raja Sabur berhasil mengalahkan Romawi. Orang-orang musyrik menyukai ini karena Persia adalah penyembah berhala, sama dengan mereka. Sedangkan kaum muslimin berharap Romawi yang menang karena mereka adalah ahlu kitab, sama-sama agama samawi.

Ketika ayat itu turun, orang-orang musyrik mengatakan, “Hai Abu Bakar, sesungguhnya temanmu (Muhammad) mengatakan bahwa bangsa Romawi akan beroleh kemenangan atas Persia beberapa tahun mendatang.” Abu Bakar menjawab, “Benar.” Mereka berkata, “Maukah kamu bertaruh dengan kami?” Maka mereka sepakat dengan Abu Bakar menjadikan taruhannya empat ekor unta dengan jarak masa tujuh tahun. Ternyata setelah berlalu masa tujuh tahun tidak terjadi apa-apa. Orang musyrik bergembira dengan hal tersebut, dan kaum muslimin merasa berat atas kekalahannya. Ketika Abu Bakar mengadukan kepada Nabi beliau bersabda:

ما بضع سنين عندكم؟ قالو: دون العشر قال: إذهب فزايدهم وازدد سنين في الأجل

“Apakah pengertian beberapa tahun di kalangan kalian?” Mereka menjawab, “Di bawah sepuluh tahun.” Nabi SAW bersabda, “Pergilah dan tantanglah mereka untuk bertaruh lagi dan tambahlah masanya dua tahun lagi.”

Belum lagi masa dua tahun itu habis, datanglah kafilah yang membawa berita tentang kemenangan Romawi atas Persia. Maka kaum mukmin bergembira dengan berita tersebut.

Kedua, keterangan mengenai fakta-fakta ilmiah yang mendahului ilmu pengetahuan (sains), yang di kemudian hari terbukti benar adanya. Misalnya tentang perkembangan kejadian manusia dalam rahim.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al-Mu’minun : 12-14)

Pada masa ayat ini turun, ilmu pengetahuan tidak mampu berkata apa-apa tentang ayat ini. Barulah pada abad kedua puluh, saat ilmu biologi dan kedokteran semakin maju, fakta ilmiah yang didapatkan sama persis dengan ayat ini. Padahal ayat ini telah ada 12-13 abad sebelumnya.

Diturunkan kepada Muhammad SAW (المنزل على قلبي محمد صلى الله عليه وسلم)

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril. Allah SWT berfirman :

وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (194) بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ (195)

Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. Asy-Syu’ara : 192-195)

Kata “al-munazzal” (yang diturunkan), berarti tidak termasuk kalam-Nya yang sudah khusus menjadi milik-Nya.

قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (QS. Al-Kahfi : 109)

وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman : 27)

Batasan dengan kata “kepada Muhammad” menunjukkan Al-Qur’an itu tidak pernah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya.

Diriwayatkan secara Mutawatir (المنقول بالتواتر)

Setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu yang berupa ayat-ayat Al-Qur’an beliau membacakannya di depan para sahabat, kemudian para sahabat menghafalkan ayat-ayat tersebut. Beliau juga menyuruh kuttab (penulis wahyu) untuk menuliskan ayat-ayat yang baru diterimanya itu. Mereka yang terkenal adalah Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, Muwaiyah bin Abu Sufyan, Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Al-Arqam bin Maslamah, Muhammad bin Maslamh, Abban bin Sa’id, Khalid bin Sa’id, Tsabit bin Qais, Hanzalah bin Rabi, Khalid bin Walid, Abdullah bin Al-Arqam, A’la bin Utbah, dan Syurahbil bin Hasanah.

Tulisan para kuttab itu disimpan di rumah Rasul. Ayat-ayat yang ditulis di pelepah kurma, kulit hewan, dan tulang, serta kulit/daun kayu itu juga disebarkan kepada para sahabat. Di masa Rasulullah SAW masih hidup, Al-Qur’an belum dibukukan dalam bentuk mushaf.

Pengumpulan Al-Qur’an pertama kali dilakukan pada masa kekhalifahan Abu Bakar atas usul Umar bin Khattab. Meskipun pada mulanya ditolak Abu Bakar, akhirnya proyek besar itu dilakukan diantaranya dengan pertimbangan banyaknya para huffadz (penghafal Al-Qur’an) yang gugur di medan Jihad. Pada perang Yamamah saja jumlah penghafal yang syahid mencapai 70-an orang. Begitupun pada pertempuran di Sumur Ma’unah.

Zaid bin Tsabit-lah yang kemudian ditunjuk untuk memimpin misi pengumpulan Al-Qur’an ini. Anggota tim-nya adalah Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib, dan Utsman bin Affan. Setelah selesai, berdasarkan hasil musyawarah tulisan Al-Qur’an itu dinamakan “Mushaf” dan disimpan di rumah Hafshah.

Pada masa khalifah Utsman bin Affan, terjadi perbedaan pendapat mengenai bacaan (qira’at) Al-Qur’an. Karena begitu luasnya wilayah Islam dengan beragam dialeg-nya, qira’at Al-Qur’an semakin bervariasi, sehingga dikenal ada qira’at sab’ah (tujuh jenis bacaan). Akhirnya disepakati untuk men-standart-kan kembali bacaan Al-Qur’an setelah Hudzaifah Ibnul Yaman mengusulkan kepada khalifah. Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits untuk menyalin mushaf Abu Bakar yang ada di tangan Hafshah. Mushaf ini kemudian dikirim ke Makkah, Kuffah, Basrah, Yaman, dan Syam. Sedang salinan yang asli disimpan Utsman sendiri. Lalu semua suhuf yang ada selain itu dimusnahkan/dibakar. Dari Mushaf standar Utsman inilah mushaf-mushaf sampai hari ini disalin dan diperbanyak.

Demikianlah sejarah singkat periwayatan Al-Qur’an sampai kepada kita secara mutawatir. Selain dihafal oleh ratusan sahabat, penulisan Al-Qur’an juga terjamin keotentikannya serta dijamin pertanggungjawaban ilmiahnya. Tidak ada satu kitab suci pun dari agama selain Islam yang memiliki jaminan keotentikan seperti itu. Ini sekaligus bukti nyata dari firman Allah SWT :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (QS. Al-Hijr : 9)

Membacanya Bernilai Ibadah (المتعبد بتلاوته)

Diantara keistimewaan Al-Qur'an adalah pahala besar yang akan diperoleh bagi orang yang membacanya. Membaca Al-Qur'an, dengan demikian, bernilai ibadah yang sekaligus membedakannya dari hadits Qudsi. Baik dalam shalat maupun di luar shalat.

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Fathir : 29-30)

Rasulullah SAW mengabarkan pahala membaca Al-Qur’an ini dalam sabdanya:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم َرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Siapa saja yang membaca satu huruf Kitabullah (Al-Qur’an), ia akan mendapatkan satu kebaikan. Satu kebaikan itu setara dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatak Alif Lam Mim sebagai satu huruf. Alif satu huruf, Lam satu huruf, Mim satu huruf. (HR. Tirmidzi)

Demikianlah, definisi Al-Qur'an secara bahasa (etimologi) dan terminologi (istilah) yang disertai dengan dalil-dalil pendukung. Semoga setelah mengkaji materi Ta'riful Qur'an (Mengenal Al-Qur'an) ini keimanan kita kepada Al-Qur'an semakin meningkat dan interaksi kita dengan Al-Qur'an semakin berkualitas.

Wallaahu a’lam bish shawab.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

TV ALL

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Ternyata Islam Sudah Ada di Amerika Jauh Sebelum Kedatangan Colombus


السلام عليكم . بِسْــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم.لا إله إلاَّ الله.محمد رسو ل الله
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد

Jika Anda mengunjungi Washington DC, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Lantas, mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama AbdeKhak dan Muhammad Ibnu Abdullah.

Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat sedangkan kaum laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut.

Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati.

Berbicara tentang suku Cherokee, tidak bisa lepas dari Sequoyah. Ia adalah orang asli suku cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary suku mereka pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara. Jika kita sekarang mengenal abjad A sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri.

Yang membuatnya sangat luar biasa adalah aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata ”Muhammad” dalam bahasa Arab.

Nama-nama suku Indian dan kepala sukunya yang berasal dari bahasa Arab tidak hanya ditemukan pada suku Cherokee (Shar-kee), tapi juga Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Bahkan, beberapa kepala suku Indian juga mengenakan tutp kepala khas orang Islam. Mereka adalah Kepala Suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Hal ini ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870.

Secara umum, suku-suku Indian di Amerika juga percaya adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Tuhan itu tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini, tugas utama manusia yang diciptakan Tuhan adalah untuk memuja dan menyembah-Nya. Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa : ”In the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of prayer-the daily recognition of the Unseen and the Eternal”. Bukankah Al-Qur’an juga memberitakan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk beribadah pada Allah (*)

Subhanallah….
Bagaimana bisa Kepala suku Indian Cheeroke itu muslim?
Sejarahnya panjang,

Semangat orang-orang Islam dan Cina saat itu untuk mengenal lebih jauh planet (tentunya saat itu nama planet belum terdengar) tempat tinggalnya selain untuk melebarkan pengaruh, mencari jalur perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah Islam mendorong beberapa pemberani di antara mereka untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu.

Beberapa nama tetap begitu kesohor sampai saat ini bahkan hampir semua orang pernah mendengarnya sebut saja Tjeng Ho dan Ibnu Batutta, namun beberapa lagi hampir-hampir tidak terdengar dan hanya tercatat pada buku-buku akademis.

Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun 1369).

Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 – 957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan bahwa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 – 912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan membawa berbagai harta yang menakjubkan.

Sesudah itu banyak pelayaran yang dilakukan mengunjungi daratan di seberang Lautan Atlantik, yang gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.

Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba (Palos) di Spanyol ke barat menuju ke lautan lepas yang gelap dan berkabut, Lautan Atlantik. Mereka berhasil kembali dengan membawa barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang asing.

Beliau juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009) seorang navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat meninggalkan pelabuhan Kadesh pada bulan Februari tahun 999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary).

Ibn Farrukh berkunjung kepada Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada bulan Mei 999.

Pelayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307) raja keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr. Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam.

Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan seksama. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu.

Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 – 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 – 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.

Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517. Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat.

Sequoyah, also known as George Gist Bukti lainnya adalah, Columbus sendiri mengetahui bahwa orang-orang Carib (Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia faham bahwa orang-orang Islam telah berada di sana terutama orang-orang dari Pantai Barat Afrika. Mereka mendiami Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperbudak rakyat Amerika. Orang-Orang Islam datang untuk berdagang dan bahkan beberapa menikahi orang-orang pribumi.

Lebih lanjut Columbus mengakui pada 21 Oktober 1492 dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba melihat sebuah masjid (berdiri di atas bukit dengan indahnya menurut sumber tulisan lain). Sampai saat ini sisa-sisa reruntuhan masjid telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.

Dan tahukah anda? 2 orang nahkoda kapal yang dipimpin oleh Columbus kapten kapal Pinta dan Nina adalah orang-orang muslim yaitu dua bersaudara Martin Alonso Pinzon dan Vicente Yanex Pinzon yang masih keluarga dari Sultan Maroko Abuzayan Muhammad III (1362). [THACHER,JOHN BOYD: Christopher Columbus, New York 1950]

Dan mengapa hanya Columbus saja yang sampai saat ini dikenal sebagai penemu benua amerika? Karena saat terjadi pengusiran kaum yahudi dari spanyol sebanyak 300.000 orang yahudi oleh raja Ferdinand yang Kristen, kemudian orang-orang yahudi menggalang dana untuk pelayaran Columbus dan berita ‘penemuan benua Amerika’ dikirim pertama kali oleh Christopher Columbus kepada kawan-kawannya orang Yahudi di Spanyol.

Pelayaran Columbus ini nampaknya haus publikasi dan diperlukan untuk menciptakan legenda sesuai dengan ‘pesan sponsor’ Yahudi sang penyandang dana. Kisah selanjutnya kita tahu bahwa media massa dan publikasi dikuasai oleh orang-orang Yahudi yang bahkan dibenci oleh orang-orang seperti Henry Ford si raja mobil Amerika itu.

Maka tampak ada ketidak-jujuran dalam menuliskan fakta sejarah tentang penemuan benua Amerika. Penyelewengan sejarah oleh orang-orang Yahudi yang terjadi sejak pertama kali mereka bersama-sama orang Eropa menjejakkan kaki ke benua Amerika.

Dan tahukah anda? sebenarnya laksam ana Zheng He atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama laksamana Cheng Ho adalah penemu benua amerika pertama, sekitar 70 tahun sebelum Columbus.

Sekitar 70 tahun sebelum Columbus menancapkan benderanya di daratan Amerika, Laksamana Zheng He sudah lebih dulu datang ke sana. Para peserta seminar yang diselenggarakan oleh Royal Geographical Society di London beberapa waktu lalu dibuat terperangah. Adalah seorang ahli kapal selam dan sejarawan bernama Gavin Menzies dengan paparannya dan lantas mendapat perhatian besar.

Tampil penuh percaya diri, Menzies menjelaskan teorinya tentang pelayaran terkenal dari pelaut mahsyur asal Cina, Laksamana Zheng He (kita mengenalnya dengan Ceng Ho-red). Bersama bukti-bukti yang ditemukan dari catatan sejarah, dia lantas berkesimpulan bahwa pelaut serta navigator ulung dari masa dinasti Ming itu adalah penemu awal benua Amerika, dan bukannya Columbus.

Bahkan menurutnya, Zheng He ‘mengalahkan’ Columbus dengan rentang waktu sekitar 70 tahun. Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat kehebohan lantaran masyarakat dunia selama ini mengetahui bahwa Columbus-lah si penemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15. Pernyataan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah.

Adalah sebuah peta buatan masa sebelum Columbus memulai ekspedisinya lengkap dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik Zheng He yang dosodorkannya sebagai barang bukti itu. Menzies menjadi sangat yakin setelah meneliti akurasi benda-benda bersejarah itu.

Cherokee syllabary”Laksana inilah yang semestinya dianugerahi gelar sebagai penemu pertama benua Amerika,” ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebih dari 14 tahun. Ini termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artefak dan juga pengembangan dari teknologi astronomi modern seperti melalui program software Starry Night.

Dari bukti-bukti kunci yang bisa mengubah alur sejarah ini, Menzies mengatakan bahwa sebagian besar peta maupun tulisan navigasi Cina kuno bersumber pada masa pelayaran Laksamana Zheng He. Penjelajahannya hingga mencapai benua Amerika mengambil waktu antara tahun 1421 dan 1423. Sebelumnya armada kapal Zheng He berlayar menyusuri jalur selatan melewati Afrika dan sampai ke Amerika Selatan.

Uraian astronomi pelayaran Zheng He kira-kira menyebut, pada larut malam saat terlihat bintang selatan sekitar tanggal 18 Maret 1421, lokasi berada di ujung selatan Amerika Selatan. Hal tersebut kemudian direkonstruksi ulang menggunakan software Starry Night dengan membandingkan peta pelayaran Zheng He.

“Saya memprogram Starry Night hingga masa di tahun 1421 serta bagian dunia yang diperkirakan pernah dilayari ekspedisi tersebut,” ungkap Menzies yang juga ahli navigasi dan mantan komandan kapal selam angkatan laut Inggris ini. Dari sini, dia akhirnya menemukan dua lokasi berbeda dari pelayaran ini berkat catatan astronomi (bintang) ekspedisi Zheng He.

Lantas terjadi pergerakan pada bintang-bintang ini, sesuai perputaran serta orientasi bumi di angkasa. Akibat perputaran bumi yang kurang sempurna membuat sumbu bumi seolah mengukir lingkaran di angkasa setiap 26 ribu tahun. Fenomena ini, yang disebut presisi, berarti tiap titik kutub membidik bintang berbeda selama waktu berjalan. Menzies menggunakan software untuk merekonstruksi posisi bintang-bintang seperti pada masa tahun 1421.

“Kita sudah memiliki peta bintang Cina kuno namun masih membutuhkan penanggalan petanya,” kata Menzies. Saat sedang bingung memikirkan masalah ini, tiba-tiba ditemukanlah pemecahannya. “Dengan kemujuran luar biasa, salah satu dari tujuan yang mereka lalui, yakni antara Sumatra dan Dondra Head, Srilanka, mengarah ke barat.”

Bagian dari pelayaran tersebut rupanya sangat dekat dengan garis katulistiwa di Samudera Hindia. Adapun Polaris, sang bintang utara, dan bintang selatan Canopus, yang dekat dengan lintang kutub selatan, tercantum dalam peta. “Dari situ, kita berhasil menentukan arah dan letak Polaris. Sehingga selanjutnya kita bisa memastikan masa dari peta itu yakni tahun 1421, plus dan minus 30 tahun.”

Sequoyah Atas temuan tersebut, Phillip Sadler, pakar navigasi dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan perkiraan dengan menggunakan peta kuno berdasarkan posisi bintang amatlah dimungkinkan. Dia juga sepakat bahwa estimasi waktu 30 tahun, seperti dalam pandangan Menzies, juga masuk akal.

Selama ini, masyarakat dunia mengetahui kiprah Zheng He sebagai penjelajah ulung. Dia terlahir di Kunyang, kota yang berada di sebelah barat daya Propinsi Yunan, pada tahun 1371. Keluarganya yang bernama Ma, adalah bagian dari warga minoritas Semur. Mereka berasal dari kawasan Asia Tengah serta menganut agama Islam.

Ayah dan kakek Zheng He diketahui pernah mengadakan perjalanan haji ke Tanah Suci Makkah. Sementara Zheng He sendiri tumbuh besar dengan banyak mengadakan perjalanan ke sejumlah wilayah. Ia adalah Muslim yang taat.

Yunan adalah salah satu wilayah terakhir pertahanan bangsa Mongol, yang sudah ada jauh sebelum masa dinasti Ming. Pada saat pasukan Ming menguasai Yunan tahun 1382, Zheng He turut ditawan dan dibawa ke Nanjing. Ketika itu dia masih berusia 11 tahun.

Zheng He pun dijadikan sebagai pelayan putra mahkota yang nantinya menjadi kaisar bernama Yong Le. Nah kaisar inilah yang memberi nama Zheng He hingga akhirnya dia menjadi salah satu panglima laut paling termashyur di dunia.

sumber: http://blognyajose.blogspot.com/2010/08/ternyata-islam-sudah-ada-di-amerika.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kegalauan hati Part V

Entah mengapa, beberapa pekan ini hatiku berbunga-bunga. Ibarat pohon bertunas kembali, setelah lama meranggas dimusim kemarau. Wuih… indah sekali rasanya. Seperti anak ABG saja… padahal dah ada dua buntut ya… Emang ABG saja yang boleh jatuh hati? Siapa saja boleh, karena sesungguhnya ‘jatuh hati’ itu adalah hak setiap makhluk… Lho kok jadi puitis begini ya…
Semenjak pertemuan itu, sepertinya banyak berubah dalam diriku. Yang jelas, jadi lebih bersemangat menjalani keseharianku. Apalagi di pagi hari, saat bangun tidur, untuk sholat subuh. Aku sering berlama-lama melihat anak-anak yang masih terlelap. Membayangkan suatu saat, akan ada sosok laki-laki dewasa, yang sedang bercanda dengan mereka, menggendong mereka, berjalan bersama, mengantar sekolah. Ah… bayangan-bayangan itu sering membuat aku tersenyum sendiri.
Ibuku pun sering terheran-heran, melihat perubahanku akhir-akhir ini. Termasuk pagi ini, ketika kami sarapan bersama. Ibuku sengaja duduk di kursi makan menghadap aku, menatap aku yang sedang asyik menyuap nasi. Lama dia manatapku, aku pura-pura tidak tahu. Aku mengira, sepertinya akan ada yang akan diucapkan oleh Ibu. Dugaanku tidak meleset.
“Nduk…, hari ini ngajar ya?”
“Inggih Bu, wonten nopo to… ?”
“Aku perhatikan…, kamu kok sekarang ceria terus… tumben”
“Kan sae to Bu, ceria niku…”
“Dari pada cemberut… mending ceria…”
“Dibawa santai saja, hidup itu…”
“Inggih…to Bu…”
Ups… Ibu menanyakan aku, tentang perubahan itu akhir-akhir ini. Aku tidak bisa menutupi, karena ini masalah hati, masalah perasaan seorang wanita. Tetapi, pikirku, belum saatnya aku harus memberi tahu ke Ibu tentang perasaan ini. Maka, aku mencoba untuk tidak memberitahu ke Ibu dulu.
Pagi ini, aku harus bergegas ke kampus, karena ada jadwal mengajar pagi. Sementara aku tinggal Ibuku yang masih belum selesai makan. Aku minta pamit ke Ibu. Aku cium tangannya.
Eits… hampir lupa. Segera, aku ke kamar tempat dua anakku tidur. Masih terlelap rupanya. Aku cium pipi keduanya… Aku bisikkan ke telinga mereka,jadi anak solih ya sayang…
……………
Ups… kursi yang aku duduki di teras rumah ini terasa panas, rupanya terlalu lama aku duduki. Ah… istrirahat sebentar, gumamku. Lalu aku minum teh hangat yang telah dibuat ibuku. Hmm… nikmat juga minum teh buatan ibu. Lalu aku lanjutkan lagi membuat soal ujian di laptopku. Tetapi, tiba-tiba saja terhenti, aku kembali teringat… percakapan terakhir di telepon dengan akh Amin beberapa waktu lalu.
Sudah hampir dua bulan, aku meminta kesediaan ikhwan teman SMA itu untuk menjadi Abi dari anak-anakku. Tetapi belum juga ada jawaban. Aku memahami itu…, pasti berat bagi akh Amin, untuk segera menyampaikan jawaban itu, karena ada istri dan anak-anaknya. Selama ini, aku yakin istri dan anak-anaknya bahagia mempunyai seorang Abi, akh Amin. Tetapi justru karena istri dan anak-anaknya bahagia itulah, maka aku juga ingin menggenapkan kebahagian itu pada anak-anakku. Belum lagi aku mengenal akh Amin sejak SMA. Untuk ukuran anak se usia SMA saat itu, akh Amin tergolong anak yang baik. Walaupun dari keluarga sederhana tetapi Ia banyak kelebihan, dibanding anak seusianya. Kalem, cool, dan cerdas juga. Sehingga, dengan semua kesadaran itu, maka aku telah bertekad, berkeinginan untuk membesarkan anak-anakku berdua dengan akh Amin.
Teringat itu, kemudian aku buka internet di laptopku, di emailku barangkali ada surat masuk dari akh Amin. Ternyata benar, ada surat masuk dari akhAmin. Aku tidak sabar untuk membukanya, dag dig dug juga hati ini, melihat judul emailnya, tentang permintaan itu.

Assalamu’alaikum…

Ukhti Evi yg di Rahmati Allah, sebelumnya minta maaf bhw sampai hari ini ana blm memberikan jawaban permintaan ukhti.
Ukhti Evi ana tahu perasaan anti, tetapi ana lbh tahu perasaan istri ana. Saat ini kami sedang berdiskusi, berwacana dgn istri perihal poligami. Ternyata ana msh blm byk mengerti perasaan hati seorang istri. Krn itu, berilah ana waktu lagi, utk mengambil keputusan itu. Krn ana tdk ingin akan ada yg tersakiti atas keputusan itu. Jadi, mhn maaf, afwan ana belum kasih jwban.
Wassalamu’alaikum…
Sudah aku duga sebelumnya, akh Amin masih berat untuk mengambil keputusan itu. Karena tidak mudah memang. Aku pun segera membalas email itu.
Assalamu’alaikum wr wb
Akhina Amin, aku tahu perasaan istri antum. Krn aku juga seorang istri, seorang wanita. Tdk mengapa antum belum memberi jawaban, krn memang pasti membutuhkan waktu yang cukup untuk membuat keputusan ini.
Afwan sebelumnya, berilah aku kesempatan, kalau boleh aku akan silaturahim ke rumah antum. Aku ingin bertemu dgn istri dan anak-anak antum. Lebih lagi istri antum, aku akan berbagi cerita dengan beliau. Banyak hal yg ingin aku ceritakan. Kalo boleh, Sabtu depan tgl 25 Juni aku akan silaturahim ke rumah antum.
Wassalamu’alaikum wr wb
Sukses sudah aku kirim emailku ke akh Amin, tinggal aku memantapkan doaku saja pada Allah SWT, karena aku masih ada tempat bergantung yaitu Allah SWT. Bahkan, dalam setiap doaku, aku panjatkan pada Allah SWT ‘Sampaikan hajatku ini tepat pada waktunya, sekiranya berjodoh itu datang. Kalaupun tidak, maka berilah yang terbaik padaku. ‘
Berdoa sudah, proses sedang berjalan. Atas jawaban akh Amin melalui emailnya itu, aku yakin, masih ada kesempatan, ada waktu, ada harapan. Jadi…, harapan (nikah lagi) itu masih ada.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kebahagiaan Yang Menular

Seorang pemuda berangkat kerja dipagi hari... Memanggil taksi, dan naik...

'Selamat pagi Pak,'...katanya menyapa sang sopir taksi terlebih dulu...
'Pagi yg cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum,... lalu bersenandung kecil...
Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dgn senang hati, Ia melajukan taksinya...
Sesampainya ditempat tujuan.. Pemuda itu membayar dgn selembar 20ribuan, utk argo yg hampir 15 ribu...

'Kembaliannya buat bpk saja...selamat bekerja Pak..' kata pemuda dgn senyum...
'Terima kasih...' jawab Pak sopir taksi dgn penuh syukur...

'Wah.. aku bisa sarapan dulu nih... Pikir sopir taksi itu...
Dan ia pun menuju kesebuah warung.

'Biasa Pak?' tanya si mbok warung.
'Iya biasa.. Nasi sayur... Tapi.. Pagi ini tambahkan sepotong ayam'..jawab Pak sopir dgn tersenyum.

Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok,.. 'begitu katanya.

Dgn tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dgn senyum lebih lebar.

Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini... Dan diberikannya pada temannya yg tdk punya bekal.

Begitulah...cerita bisa berlanjut.. Bergulir... .sprt bola salju...

Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu...
Begitu juga keluarga si mbok...
Teman2 si anak...
keluarga mrk...
Semua tertular kebahagiaan...

Kebahagiaan, sprt juga kesusahan, bisa menular kpd siapa saja disekitar kita...

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan...
Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini??

Bisa menerima itu adalah berkah...
Tapi bisa memberi adalah anugerah....

Semoga sisa hidup kita selalu bahagia dan membuat org lain bahagia dgn keberadaan kita,

Mari selalu berbagi, semoga ada arus membahagiakan yg terus berputar, dan jgn pernah dengki dgn kebahagiaan yg dimiliki org lain, apalagi berusaha menghilangkannya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kegalauan Hati Part IV

Segelas teh hangat membuat badanku makin berkeringat . Membuat segar tubuh ini. Sesegar wajah istriku.
Setelah membuka sepatu, aku duduk di kursi teras. Sepertinya istri sudah menyiapkan. Sengaja Ia ingin berlama-lama mengajak ngobrol aku.
Sambil duduk manis disampingku, dengan arah muka yang sejajar, istri tidak ingin menatap wajah aku. Membuat aku jadi kikuk, grogi, atau gugup. Ahh… jadi teringat saat ta’aruf dulu.
Tiba-tiba Ia melanjutkan pembicaraan.
“Alhamdulillah…, beruntung aku jadi istri Abi…”
“Coba, kalau nggak… “
“Pasti orang lain yang jadi istri Abi…”
Itulah kalimat pujian istriku, tentu masih dengan senyum ‘kemenangannya’. Kemenangan tidak mungkin aku menerima lamaran Evi. Kemenangan istri lebih dulu menikah denganku.
Sementara aku, masih tergugu dibuatnya, belum mau keluar sepatah kata pun dari mulut ini. Seperti tersihir oleh euphoria kemenangan istri. Persis seperti seorang mad’u yang tersihir oleh taujih Murobbinya.
“Harusnya Bi… waktu Evi minta dinikahi sama Abi… ”
“Abi bilang gini…. ”
"Maaf ukhti, saya sangat mencintai istri dan 4 anak saya, gak ingin menyakiti mereka".
Degg… kalimat ini membuat hatiku semakin terpojok, tidak enak, ternyata selama ini aku belum bisa memahami ‘sisi lain’ seorang istri, yaitu perasaan.
Aku jadi berfikir sendiri. Hmm… itulah wanita, batinku. Yang selalu berbicara dengan perasaan. Sehingga dengan perasaan itu pula mampu ‘memaknai’ setiap detik perjalanan rumah tangganya. Bahwa dalam rumah tangga itu bukan hanya halal haram, atau boleh nggak, tetapi chemistry.
Teringat artikel-artikel poligami yang pernah aku baca, bisa jadi istri sangat memahami bahwa poligami itu halal, tetapi yang belum bisa adalah, bagaimana rasa cinta pada suaminya harus dibagi dengan wanita lain.
Setelah kalimat terakhir itu…, Aku palingkan wajah ke istriku, tanpa kuduga, aku lihat matanya berkaca-kaca, mulai meneteskan air mata. Sepertinya sudah berusaha untuk menahannya, tetapi… pecah juga tangis itu.
Dipeluknya aku…., erat sekali. Istri menangis sesenggukan dipundakku.
Tak terasa meleleh juga air mata saya, akupun ikut menangis…, merasa bersalah, kenapa tidak sejak awal aku menolak permintaan Evi. Ahh… kenapa aku harus melukai dulu perasaan istriku.
“Maaf kan Abi ya… Luv”
“Nggak apa-apa Say… Abi nggak salah kok”
Lama… kami berpelukan. Sambil saling berdiam, aku masih merasa bersalah, karena tidak tegas cepat-cepat menolak permintaan Evi.
Aku juga merasa bersalah, kenapa pula ngomong tentang poligami di depan istri.
Istri juga merasa bersalah, ternyata ada wanita lain yang memperhatikan suaminya. Bisa jadi selama ini istri kurang memperhatian terhadap aku.
Setelah itu…, kami saling berjanji, untuk tidak menyakiti perasaan ini. Berjanji, untuk selalu ‘curhat’ setiap kali ada persoalan. Dan berjanji juga untuk saling memberikan perhatian.
------------------
Sepertinya Sabtu pagi itu menjadi titik balik. Semua perasaan tak menentu itu berakhir. Terjawab juga kegalauan hati yang lain, adalah bukan pada permintaan aneh Evi. Tetapi lebih pada istriku. Selama ini aku masih salah memahami.
Saya berfikir, adalah biasa poligami itu. Tetapi tidak semudah itu bagi istri, ternyata Istri pun seorang wanita biasa. Seorang istri yang tidak ingin pasangan tercintanya, berbagi cinta dengan wanita lain.
Aku jadi berfikir ulang, ternyata tidak mudah juga ber-poligami. Belum lagi aku bukanlah seorang suami yang hebat, bukan ustadz, bukan juga seorang faqih, tetapi hanya lelaki yang Allah takdirkan ikut mengaji di halaqoh tarbiyah

Bersambung .....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kegalauan Hati (part III)

Aku adalah Evi. Bukan siapa-siapa, bukan pula artis, yang ketika setiap disebut namanya, akan banyak orang mengenal. Tetapi aku hanya wanita kebanyakan, atau tepatnya seorang ummahat yang telah dikaruniai oleh Allah SWT dua jundi yang imut dan menggemaskan, itu menurut aku. Anak-anaknya imut, karena Umminya juga imut. Walau imut, aku orang yang tidak bisa duduk manis, berusaha untuk bergerak, apa saja yang bisa kukerjakan, akan aku kerjakan.
Adalah bukan kebetulan, sampai saat ini aku masih mengaji di halaqoh tarbiyah, cukup lama memang. Sehingga banyak teman-teman, dengan bergurau, sering menyebutku sebagai ummahat qowwi, karena saking lamanya. Walaupun tidak aktif-aktif amat, tetapi aku selalu berusaha untuk hadir setiap halaqoh pekanan. Karena telah ‘terpatri di dadaku’ sudah menjadi menjadi ‘kewajiban’ lain, yang harus aku tunaikan.
Mengajar adalah hobiku, sehingga selain sebagai ummahat, aku juga seorang dosen. Maka, harap maklum, tidak sedikit juga ketika ada kegiatan atau ‘amal jama’i yang diadakan jama’ah, aku tidak bisa hadir. Karena masih belajar membagi waktu, antara keluarga, pekerjaan, atau kepentingan jama’ah.
Tetapi tidak terhadap suamiku, walaupun cukup sibuk di kantor, Ia seorang kader yang aktif di jama’ah. Sampai saat sebelum suami meninggal, Beliau diamanahi sebagai bendahara di tingkat kecamatan.
Oh ya…, tentang Abinya anak-anak, telah berpulang ke Rahmatullah 6 bulan lalu, dalam suatu kecelakaan tunggal, sepulang dari kantor, di malam hari. Semoga setiap amal kebaikannya diterima Allah SWT.
Walaupun menjadi single parent, karena roda ekonomi harus berputar, aku tetap bekerja. Sementara anak-anak di rumah dengan orang tua. Sebab, semenjak Abinya tiada, aku putuskan untuk tinggal bersama kedua orang tuaku. ‘Ada hiburan’, begitu kata kedua orang tuaku atas cucunya, anak-anakku.
Sepertinya, begitu banyak kenikmatan berada dalam jama’ah ini. Di jama’ah ini juga aku mulai mengenal Islam yang sesungguhnya. Begitu juga kenikmatan-kenikmatan yang lain, terutama nikmat ukhuwah, bahkan luar biasa… kalau boleh aku menyebutnya.
Karena ukuwah itu, halaqoh menjadi bagian keluargaku. Sampai-sampai ketika aku punya masalah ‘qodoya’ pun, aku sampaikan lewat halaqoh. Termasuk kali ini, Aku berharap teman-teman liqo’ku menjadi bagian solusi atas ‘masalah’ ini. Sebenarnya, dibilang ‘masalah’ nggak juga, karena justru aku berharap ini menjadi anugerah, atau keinginan…. Ahh… boleh juga dibilang begitu. Atau apalah namanya… yang jelas rasa itu ada.
Terutama Murobbiyah-ku, aku ingin Beliau memberi taujihnya, atau minimal memberi dukungan atas keinginanku. He… he… maksa.
“Afwan, ustadzah… giliran ana…”
“Ana punya qodoya, terkait keluarga…”
“Ana kan… single parent….”
“Mmmmm… eee… ee….”
“Kenapa ukhti…. berat ya qodoya-nya?”
“Justru itu… biarkan kami ikut meringankannya…”
Itulah, kalimat bijak Murobbiyah-ku, menyelaku karena melihat sepertinya aku ragu-ragu.
Lidahku tercekat, aku ragu…., belum lagi nanti tanggapan teman-teman liqo’. Karena bisa jadi, menurut mereka, ini adalah hal yang tabu.
Hampir saja kuhentikan qodoya-ku, tetapi karena bayangan anak-anakku terus menari-nari, maka kusingkirkan saja perasaan tidak enak itu. Bukankah aku juga dikenal sebagai pribadi yang lugas?.
Bayangan anak-anakku itulah yang mendorong, melanjutkan qodoya-ku.
“Dua pekan lalu…, ana ketemu ikhwan. Saat acara MIlad PKS di Stadion GBK”
“Teman lama, ketika SMA”
“Dia sudah berkeluarga… “
“Nah…., kami ngobrol cukup lama…”
“Setelah itu, ana pun tanya nomor HP, email, dan alamat rumah… “
“Terus terang…., mmm..mm… ana jadi ingat anak-anak”
“Apalagi saat masih ada Abinya…”
Kembali aku menghentikan bicaraku... tercekat, suaraku parau… Antara sedih, malu, dan harap. Sekelebat bayangan anak-anak sedang bermain dengan Abinya. Tetapi aku tidak mau terjebak, kesedihan yang berlarut. Bukankah aku wanita yang tegar?
Sementara…, aku lihat wajah-wajah temanku, para ummahat…, seolah bisa menebak isi kepalaku. Mereka seperti merasakan apa yang aku rasakan. Sehingga tampak wajah-wajah tegang, raut muka yang di tahan untuk bersedih. Bahkan raut muka empati.
“MMmmmm… eee… ee..”
“Bolehkan… ana jatuh hati… pada ikhwan itu”
Murobbiyah-ku terhenyak, mungkin mendengar kata jatuh hati. Bagaimana tidak? Seorang single parent, mendekati umur 40, jatuh hati pada suami orang. Tetapi buru-buru dia memahami mad’u-nya. Sehingga terlihat dengan cepat nalarnya berjalan, mencoba merubah raut wajahnya menjadi empati, tidak lagi tampak terhenyak.
“Lho, tapi kan… ukhti baru ketemu sekali ini”
“Belum lagi dia suami orang…”
“Kok, sudah langsung jatuh hati…”
“Justru…. karena dia ikhwan… “
“Justru… karena di suami orang, aku jatuh hati… “
Itulah kalimat terkahir qodoya-ku. Lalu…, Aku tatap wajah Murobbiyah-ku. Tampak wajahnya yang ayu, tersipu. Tetapi tidak terhenyak lagi. Antara malu, empati, atau bahkan heran.
Begitu juga teman-teman, tampak wajah-wajah keheranan. Semua terdiam, terpaku, antara percaya atau tidak. Barangkali, dipikiran teman-teman adalah : Ah… Si Evi ada-ada saja, akhwat yang aneh. Itu pikiran burukku, semoga tidak.
Tetapi menurutku itu bukan aneh, biasa saja, bahkan wajar. Perasaan seorang wanita terhadap Lelaki yang dikaguminya. Walaupun aku wanita tegar, tetapi setegarnya wanita membutuhkan perlindungan. Dan suami adalah orang terdekat, yang akan memberikan perlindungan.
Tidak bolehkan aku punya keinginan? Punya rasa cinta? Ada yang salah? Atau melanggar syar’i? Ah… tidak juga. Bukankah dulu di zaman Rasullah pun tidak sedikit wanita yang melamar pihak lelaki. Bahkan Khadijah RA, sendiri yang meminta seseorang untuk meminang Rasulullah.
Sampai akhir acara liqo’, Murobbiyah, teman-teman masih menyisakan keheranan. Karena menurut mereka ini hal baru, belum pernah dialami. Dan belum bisa membantu, katanya. Sehingga halaqoh di Sabtu pagi itu, masih menyisakan qodoya-ku.
Tetapi, untuk sementara bagiku, plong juga rasanya.
Perasaan yang kupendam dua pekan ini, aku tumpahkan di majelis yang penuh kemuliaan ini. Majelis yang diisi oleh orang-orang solih, yang membicarakan hal-hal yang baik. Maka aku berharap juga akan ada kebaikan atas qodoya-ku kali ini.

bersambung....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Surat dari sahabat di Palestina


Dear All saudaraku yang di Indonesia,
semoga surat ini bisa mengetuk hati kita dan tidak terlena dengan keaadaan kita saat ini,
Surat dari sahabat di Palestina

Untuk saudaraku di Indonesia,
Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia,, Namun, jika kalian tetap bertanya kepadaku,kenapa?? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki Adalah karena Negeri kalian berpenduduk muslim Terbanyak di punggung bumi ini,,,,bukan demikian saudaraku??? Disaat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis da'wah dari Jama'ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama'ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini?!!!?. Wah,,,,sungguh jumlah angka yang sangat fantastis & membuat saya berdecak kagum, Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku,,,,jika jumlah jama'ah Haji asal GAZA sejak tahun 1987 Sampai sekarang di gabung,,itu belum bisa menyamai jumlah jama'ah haji Dari negeri kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat di banding kalian yah? Wah?.wah?pasti uang kalian sangat banyak yah, apalagi menurut sahabatku itu ada 5 % dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya,,,Subhanallah.

Wahai saudaraku di Indonesia,
Pernah saya berkhayal dalam hati,,kenapa saya & kami yang ada di GAZA ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah?.pasti sangat indah dan mengagumkan yah..
Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui Tentang negeri kalian. Pasti para ibu-ibu disana amat mudah Menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko & para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan. Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku Tidak seperti di negeri kami ini, saudaraku, anak-anak bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami Melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah, Sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan diatas mobil,,,,yah diatas mobil saudaraku!! Susu formula bayi adalah barang yang langka di GAZA sejak kami di blokade 2 tahun lalu, Namun isteri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya Walau, terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri kami rela minum air rendaman gandum. Namun,,,mengapa di negeri kalian , katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah & ibunya , terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah,,,,itu yang kami dapat dari informasi televisi. Dan yang membuat saya terkejut dan merinding,,, ,, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus Abortusnya untuk wilayah ASIA,,,,Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian..??? Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut?.!! !, sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini. Memang hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati, Namun, bukanlah diselokan-selokan,,,,atau got-got apalagi ditempat sampah?saudaraku! !!, Mereka mati syahid,,,saudaraku! mati syahid karena serangan roket tentara Israel !!! Kami temukan mereka tak bernyawa lagi dipangkuan ibunya ,di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel, Saudaraku,,, ,bagi kami nilai seorang bayi adalah Aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan Negeri ini. Perlu kalian ketahui,,,sejak serangan Israel tanggal 27 desember (2009) kemarin, Saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 diantaranya adalah anak-anak kami Namun,,,,sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru Dijalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar,,,Allahu Akbar!!!

Wahai saudaraku di Indonesia,
Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, Namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi ,menderita busung lapar,,,, Apa karena kalian sulit mencari rezki disana..? apa negeri kalian sedang di blokade juga..? Perlu kalian ketahui,,,saudaraku , tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan,,, walau sudah lama kami diblokade. Kalian terlalu manja?!? Saya adalah pegawai Tata usaha di kantor pemerintahan Hamas Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezki untuk kami. Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda Baru saja melangsungkan pernikahan,, ,yah,,,mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel, Mereka mengucapkan akad nikah,,,,diantara bunyi letupan bom dan peluru saudaraku. Dan Perdana menteri kami, yaitu ust Isma?il Haniya memberikan santunan awal pernikahan Bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai Saudaraku di Indonesia,
Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan Di Negeri antum, seperti yang diceritakan teman saya tersebut,,,, Program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan Buku-buku pasti kalian telah lahap,,,kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karna kalian punya waktu.Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini wahai saudaraku. Satu jam,,,yah satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh Setelah itu kami harus terjun langsung ke lapanagn jihad, sesuai dengan tugas yang Telah diberikan kepada kami. Kami di sini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut Walau Cuma satu jam saudaraku,,, ,Tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, Seperti ta'aruf, tafahum dan takaful di sana. Hafalan antum pasti lebih banyak dari kami,,, Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat al anfaal sebagai nyanyian perang kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang ,,, bagaimana Dengan kalian?? Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al qur?an, umurnya baru 10 tahun , Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal al quran ketimbang anak-anak kami disini, di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang. Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah Diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma,,,, yah di tempat itulah mereka belajar Saudaraku,, bunyi suara setoran hafalan al quran mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel? Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal,,,karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung Mereka rasakan.

Wahai Saudaraku di Indonesia,
Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah, ,,,,kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini. Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia. Namun,,,bukan tangisan kalian yang kami butuhkan saudaraku Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai Bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya. Oh,,,iya hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya Untuk menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telepon dan fax yang masuk Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi Salam untuk semua pejuang-pejuang islam di Indonesia.


Akhhuka..

Abdullah ( Gaza City ..1430 H)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kegalauan Hati ( Part II)

Sepekan sudah, hati ini terus berdegub tak beraturan. Semenjak teman SMA-ku, Evi, menyampaikan permintaan anehnya, membuat perasaan ini selalu tidak menentu. Dan uniknya juga, sepertinya mulut ini terkunci rapat, gagu, tidak sampai hati seandainya istri saya harus tahu persoalan yang ada di kepalaku ini. Sehingga itu pula, belum ada keberanian untuk mengungkap kepada kekasih yang telah memberiku 4 orang anak itu. Antara bimbang, galau, ragu, atau apalah namanya yang jelas… cemen, kata anak-anak sekarang.
Biasanya…, istri adalah orang pertama yang aku ‘curhati’ ketika banyak sekali masalah yang menggelayuti pikiranku. Tetapi tidak dengan kali ini, sepertinya aku seorang pecundang yang telah kalah sebelum berperang. Atau karena ini menyangkut perasaan wanita, sehingga aku juga tidak tega melukai perasaan wanita. Apalagi wanita yang spesial dihatiku. Ahh… wanita…wanita, ternyata banyak sekali yang aku tidak tahu tentangnya, walau telah 10 tahun lebih aku dekat dengan seorang wanita sekalipun.
Dalam sepekan ini pula, di setiap qiyamul lail-ku selalu bermunajat kepada Allah, berharap semoga diberikan jalan yang terbaik. Tetapi justru sebaliknya, hatiku makin gelisah setiap kali melihat disampingku, wajah kekasihku, yang setiap itu pula masih terlelap dengan mimpi indahnya. Hmm.. pulas sekali tidurnya. Sepertinya terlalu lelah…, setiap hari harus mengurus dan berjibaku dengan tingkah polah 4 anak-anakku. Bagaimana pula nanti seandainya harus ada ‘wanita lain’ dihati suaminya?. Waduh… makin galau hati ini.
----------------
Di pagi subuh yang dingin, serasa udara hari ini lebih dingin dari biasanya, sepulang dari masjid, diatas sajadah lusuh aku melafadzkan dzikir Al-Ma’tsurat yang disusun oleh Imam Hasan Al-Bana.
Ketika mulutku bergumam pada bacaan do’a Rabithah, tiba-tiba berkelebat cepat melintas di kepalaku, teringat siroh Rasulullah Muhammad SAW saat menerima wahyu yang pertama. Dengan kondisi badan yang menggigil, gemetar, ketakutan yang amat sangat. Rasulullah SAW cepat-cepat mencari sosok istri yang wafa’ (setia), Khadijah, untuk menumpahkan semua perasaannya.
Lintasan tentang kisah Rasulullah itu seolah-olah memberi aku kekuatan, secercah dorongan, untuk segera menumpahkan juga semua kegalauan hati pada kekasihku.
Ku tengok sajadah disampingku, tampak istri masih khusu’ dengan do’anya. Beberapa saat kutunggu menyelesaikan do’anya.
Dengan mengatur nafas, aku mencoba membuka pembicaraan.
“Luv…ada yang ingin Abi sampaikan…”
Aku biasa memanggil kekasihku dengan sebutan Luv…, kependekan dari Lovely. Begitu juga aku, sukanya dipanggil Beib… atau kadang-kadang Say. Biar masih kayak orang pacaran, katanya. Wuih…senengnya kalau dah dipanggil Say. Mau minta jalan kemana juga dianterin…he…he…
“Ya, Beib…, ada yang serius nih…?”
“Abi mau tahu pendapat Luv… ”
“Apa sih…, kok baunya lain gitu… pendapat apa…?”
Kata istri saya…, kalau sedang ada ‘sesuatu yang lain’ pada diriku, atau ada yang aneh pada tingkahku, dia selalu bilang gitu…, baunya lain. Mungkin karena… sudah 10 tahun lebih mendampingiku, rupanya sudah terbaca juga kebiasaanku. Atau memang bau keringatnya yang lain… Wah nggak tahulah. Tapi kata orang-orang itulah chemistry-nya pasangan suami istri.
“Mmm… Luv ingatkan sama Evi… temen Abi yang ketemu di acara milad PKS…”
“Ya, kenapa… Beib?”
“Nah, dia kan… single parent”
“Terus… “
“Dia itu kan… ada keinginan nikah lagi…”
“Bagus dong… “
Sengaja aku mencoba obrolan pagi itu dengan suasana sejuk, sesejuk udara pagi hari, tidak langsung mengarah pada sasaran. Mengajak istri untuk berwacana dulu… tentang poligami misalnya. Sebab kata sebagian ummahat, satu kata ini yang paling tidak disukai. Hmmm…apa istriku termasuk yang nggak suka kata ini ya…?
“Tapi… maunya nikah dengan ikhwan yang sudah beristri… “
“Maksudnya… mau dipoligami gitu…”
“Iya dong Luv… emang ada nama lain ya…”
“Tapi bukan sama Abi kan… ?”
Degg…wah istriku cepat-cepat membuat statemen seperti itu. Menurut tafsiran aku, seolah-olah istriku berkata begini : boleh poligami, asal jangan sama suamiku.
“Ehh…ee… eee…”
Lidah ini kelu rasanya untuk berkata-kata, sehingga tidak sampai juga kata itu keluar dari mulutku.
Belum juga aku sampaikan maksudku, eh… obrolan kami terhenti. Tiba-tiba… istriku berubah rona mukanya, wajahnya terlihat datar. Tidak menampakkan ekspresi wajah yang gembira, bahkan cenderung muram, seperti mendung yang segera akan menitikkan air hujannya. Ekspresi wajah yang bertolak belakang ketika aku mengajak istri untuk makan malam diluar. Ohh… kenapa ini?
Cepat sekali ia menduga-duga isi kepalaku, sepertinya sudah tahu arah pembicaraannya. Walaupun aku belum menyampaikan sepatahpun tentang permintaan Evi. Sehingga secepat itu pula istriku merubah rona mukanya, menunjukkan ketidaksukaannya.
Aku yang memulai pembicaraan tadi, jadi nggak enak hati, kikuk…
Waduh jadi stag lagi nih… pikirku, segera aku alihkan obrolan yang lain saja.
“Ee…. olah raga yuk….”
“Badminton kek, atau… naik sepeda”
“Hari Sabtu kan… family time….”
Aku mencoba memecah suasana stag ini, mengajak istri untuk tarbiyah jasadiyah, olah raga. Tetapi orang yang diajak masih diam, tidak bergeming. Memilih menikmati kesenduannya.
“Abi sendiri aja deh… olah raganya”
“Aku mau bikin kue, buat anak-anak…”
Akhirnya aku tinggalkan istriku sendirian. Aku menuju ke kamar anak-anak. Kubangunkan anakku ‘Afaf dan Difa untuk sholat subuh. Dan segera aku pakai sepatu olah ragaku,…. jogging.
---------------
Sepulang dari jogging, aku langsung disambut oleh kekasihku. Wah sudah sembuh nih…, wajahnya nggak sendu lagi, ada apa lagi ya…? Kok secepat itu…
Belum juga buka sepatu, segelas teh hangat disodorkan ke aku. Segera aku menyeruputnya…
“Alhamdulillah…. segarnya teh ini…”
“Semoga yang membuatnya, mendapat kebaikan dari Allah SWT….”
“Amiin….” Kata istriku
Dengan masih senyam-senyum, aku dibuatnya terbingung-bingung oleh istriku. Tiba-tiba dia melanjutkan pembicaraan yang tadi sempat terhenti.
“Abi… aku sudah tahu…”
“Evi… temen SMA Abi itu… minta dinikahi sama Abi kan…?”
“Ee…ee... iya…”
Aku jadi terbata-bata. Kok… aku jadi seperti orang yang kalah perang gini. Dan sebaliknya, sepertinya senyum istriku adalah senyum kemenangan. Senyum penuh arti. Wajahnya juga berseri-seri, gembira sekali.
“Tapi itu nggak akan mungkin terjadi …”
“Abi kan…. PNS”
Glegg… walah… aku seperti tertohok dengan kata terakhir istriku. PNS…
Memang sebelumnya aku pernah sampaikan ke istriku, bahwa seorang PNS yang akan menikah lagi itu banyak sekali persyaratannya. Misalnya istrinya nggak bisa melahirkan, atau karena sakit yang amat parah sehingga tidak memfungsikan sebagai istri, belum lagi harus ada ijin dari atasan.
Masih bersambung…. :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kegalauan Hati

”Eh… ini Amin ya…?”

Wanita kecil berjilbab putih itu menengok ke belakang, menegurku. Sementara aku, yang merasa tidak mengenalnya, melongo, persis seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Sambil terdiam dengan terus mengingat, siapa sih wanita kecil ini? Kenapa dia tahu nama aku? Kenapa pula ada ditempat ini?
“Subhanallah…ini Evi ya…?” Tanyaku dengan ragu-ragu
“Iya…, ini Evi, kok Amin ada disini?”
“Amin ikut milad juga…?”
“Wah…Amin PKS juga to…?”
Bangku di depanku banyak akhwat duduk berderet, bahkan hampir memenuhi stadion ini, dengan semua berjilbab putih, ternyata satu diantaranya ada yang mengenalku, yaitu Evi Susilowati. Atas kuasa Allah, dengan masih merasa keheranan, aku dipertemukan dengan teman SMA-ku. Di stadion Gelora Bung Karno, menjadi saksi aku kembali melihat wajah itu, setelah 15 tahun lebih hilang dari ingatanku, walaupun sebenarnya kami sama-sama ada di Jakarta. Tentunya karena kuasa Allah juga, Evi sekarang sudah berubah. Berbusana muslimah, berjilbab rapi dengan menjuntai lebar.
Disela-sela acara Milad PKS, yang hampir dipenuhi oleh massa dan simpatisan PKS, membuat aku tidak fokus lagi menikmati setiap pergantian acara. Pikiranku bercabang, sebagian kembali teringat masa SMA, terutama saat kelas 3. Waktu dimana saat itu aku bersahabat dengan Evi.
Aku harus berusaha ‘jaim’ sebab ada istri yang duduk manis di sebelahku, tetapi ternyata Evi selalu berusaha untuk menengok-nengok ke belakang, mengajak ngobrol.
“Tinggal dimana sekarang…?”
“Anakmu sudah berapa…?”
“Wah…, Amin, kamu masih seperti yang dulu…”
“Cool, kalem…, dan awet muda ya…”
Rasa ingin tahu Evi mulai kambuh, penyakit menahun sejak SMA, gaya bicaranya blak-blakan. Pertanyaan bertubi-tubi menderaku, aku makin gelagapan. Belum sempat juga aku menjawab satu pertanyaan, sudah ditanya lagi. Ah… dasar Evi ternyata ada yang tidak berubah, dibalik baju muslimahnya.
Waduh… perasaanku terus melayang, memori ingatanku di tahun 90-an kembali bermunculan, bagai jamur yang tumbuh tersiram air hujan. Tetapi untungnya istri yang duduk sambil cemberut, tidak bisa melihat isi kepalaku, sehingga tidak makin membuat sendu saja wajahnya. Cemburu… kali ya.
Evi yang kukenal waktu SMA dulu adalah, seorang siswi yang cerdas, cerewet, dan popular di kalangan anak-anak A1 (Fisika) pada saat itu. Belum lagi bapaknya yang seorang Direktur di salah satu rumah sakit pemerintah di Klaten, sehingga makin mudah dikenal saja.
Wajahnya sih biasa…, tidak secantik Lady Diana, permaisuri Pangeran Charles. Tetapi karena Evi siswi yang cerdas, lincah, jago bahasa Inggris, anak gaul, sehingga banyak orang yang suka berteman dengannya. Ibarat bunga…, banyak kumbang yang menghampirinya. Kumbang itu salah satunya aku.
Awalnya pertemanan, tetapi sepertinya ‘ada yang lain’ dengan pertemanan itu, apa lagi kalau bukan perasaan. Diam-diam aku pun jatuh hati pada Evi, biasa anak SMA, ah… cinta monyet.
Saat itu aku nggak berani mengungkap, maklum beda kasta. Aku anak kampung, yang setiap pagi harus berangkat sekolah jam 6 pagi dari rumah. Belum lagi aku harus berkejaran dengan angkutan umum, colt diesel, adalah andalanku untuk menempuh jarak 20 km dari rumah. Sementara Evi, setiap berangkat dan pulang sekolah dijemput oleh Supir pribadi ayahnya.
Melalui teman karibnya, ternyata Evi tahu gelagatku, bahwa aku jatuh hati padanya, karena memang aku hanya berani mengungkapkan ke seorang teman akrabnya itu, seorang perempuan. Gayung bersambut, Evi juga punya perasaan sama katanya. Dasar saya anak udik kali ya….
Setelah lulus SMA, Evi melanjutkan kuliah di salah satu Universitas Negeri favorit di Jakarta. Karena sebelumnya pernah bercerita, bahwa orang tuanya menyuruhnya untuk melanjutkan kuliah di universitas itu. Walau di Jakarta juga, tetapi aku memilih sekolah yang gratisan, sekolah yang kalau sudah lulus, langsung ikatan dinas dan bekerja menjadi abdi negara, alias Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Semasa kuliah, aku ikut pengajian, dan dalam masa-masa itu aku tidak lagi online dengan Evi. Tetapi pernah suatu saat, pada awal-awal aku ikut pengajian itu, aku bercerita, bahwa dalam Islam itu tidak ada ‘pacaran’, walaupun kami sebenarnya tidak juga dibilang pacaran. Sehingga sejak saat itupun kami seperti tenggelam masing-masing, nggak pernah lagi online.
“Min…, sekarang aku single parent…”
“Abinya anak-anak meninggal 6 bulan lalu…”
Pernyataan Evi menyentakku… kaget, apa hubungannya dengan aku…?
Ditengah hiruk pikuk massa bersautan suara takbir dan berorasi, Evi menceritakan sepenggal kisah hidupnya. Bahwa, saat kuliah dia juga akhirnya ikut mengaji, kemudian setelah lulus, bekerja menjadi dosen di kampus tempat Ia belajar, dan menikah juga dengan seorang Ikhwan.
Evi hidup bahagia dengan suami dan kedua anaknya, sementara suaminya, seorang lulusan S2 luar negeri, menjadi General Manager di sebuah perusahaan asing di Jakarta. Maka, lengkap sudah kebahagiannya. Tetapi takdir Allah berkata lain, ditengah karir suaminya yang semakin menanjak, sepulang dari kantornya yang sudah larut malam sebuah kecelakaan tunggal terjadi, membuat jiwa suaminya tidak tertolong. Bahkan mobil yang dikemudikan supir pribadinya ringsek, tidak lagi berbentuk. Alhamdulillah supirnya selamat, walaupun harus patah kaki kanannya.
Akhirnya… kami harus berpisah, karena acara milad telah usai, dan tak lupa Evi meminta nomor HP dan alamat email aku yang bisa dihubungi. Dan sebaliknya aku sengaja tidak ingin tahu nomor HP Evi, menjaga perasaan istri yang telah setia mendampingi hampir 10 tahun terakhir ini.
Sejak pertemuan di acara milad PKS itu, Evi semakin sering menghubungi aku lewat HP, email, dan selalu ada saja yang diceritakan, termasuk keinginannya untuk menikah lagi.
“Hah… kenapa harus selalu cerita ke aku? Bukannya Evi punya Murobbiyah…?”
“Afwan akhi… aku cerita juga kok ke Murobbiyah…”
“Termasuk tentang Antum…”
“Maksudnya….?” Aku semakin keheranan…, apa ke ge‘er an ya?
“Akhi… antum tahu kan sifat ana? Nah… ana minta dengan satu permintaan…?”
“Apa tuh…?”
Sepertinya ada hal penting nih…pikirku. Dan terdengar pula suara Evi di HP-ku yang tiba-tiba berubah, lebih rendah, atau bahkan lebih halus.
“Mau kan…, Mmmm… Amin… jadi abinya anak-anaku…?”
Glegg…bagai tersambar petir, permintaan Evi membuat aku tergagu. Rasanya lemas seluruh badan ini. Tetapi cepat-cepat aku bergeliat, mengatur nafas yang mulai naik turun tak beraturan. Menata kembali hati ini, dan berharap semoga ada ‘jalan lain’ karena tidak harus selalu menerima permintaan Evi, teringat waktu SMA, Evi yang selalu bersifat keras kalau mempunyai suatu keinginan.
Aku biarkan…permintaan Evi itu mengambang…, maka aku sudahi pula percakapan itu melalui HP jadulku.
Bersambung...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kisah Karpet

kisah ini adalah bukan pengalaman penulis sendiri, melainkan hasil pencarian lewat google. sengaja penulis menambahkan dalam blog ini agar bisa dibaca setiap saat oleh penulis dan bisa menjadi inspirasi bagi pembaca yang kebetulan mampir di blog ini.

Kisah Karpet
Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.

Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan"

Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?"
Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.”

“Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, nafasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya

"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yang dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut
pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif,

salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

Saya BERSYUKUR;

1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan,
karena itu
artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain

2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV,
karena itu
artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.

3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal,
karena itu
artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan

4. Untuk Tagihan kartu kredit yang cukup besar,
karena itu
artinya saya harus bekerja untuk bayar cicilan

5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan,
karena itu
artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman

6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan,
karena itu
artinya saya cukup makan

7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari,
karena itu
artinya saya masih mampu bekerja keras

8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah,
karena itu
artinya masih ada kebebasan berpendapat

9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya,
karena itu
artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup

10. Untuk dst...

(Dari milis Air Putih)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

TV ONLINE

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mujahid Baru

Menjelang tengah hari disaat jam istirahat kerja, Sabtu 11 Juni 2011, aku mendapat telepon dari istriku bahwa dia sudah berada di Rumah Sehat Madani. Jalan Padang lalang Denpasar, dianatar oleh temanya untuk memeriksakan kehamilannya yang sudah 42 minggu, Istriku bilang kalau sudah terlihat tanda-tanda melahirkan, karena sudah keluar lendir dan dan terjadi kontraksi, mendengar kabar tersebut langsung diriku minta izin pada atasan untuk segera meneamai istri.
Dengan buru-buru aku segera pergi menaiki sepeda motor menuju RSM, kira-kira 30 menit aku sampai di RSM dan melihat istri sudah terbaring di Tempat Tidur.
Setelah berbicara dengan bidan yang ada di RSM akhirnya diputuskan bahwa istri harus menginap di tempat Bersalin.
pada sore hari meski kontraksinya sudah sering tapi pembukaanya belum bertambah, masih bukaan satu. karena kehamilan istri sudah memasuki umur 42 bulan, atau sudah lebih 2 minggu dari hari perkiraan lahir, maka dari Bidan yang menangani memberikan minyak untuk merangsang kontraksinya, sebelumnya kita juga berusaha dengan meminum Rumput Fatimah yang direndaam dengan air zam-zam, akhirnya malam itu dilalui dengan kontraksi yang muncul secara kuat dan menimbulkan rasa sakit yang kuat. sebagai suami rasanya tidak tega melihat kesakitan yang dirasakan istri.
Pada Hari Ahad, 12 Juni 2011 kita dengan harap-harap cemas menunggu kapan kelahiran bayi, kita tunggu sampai sore hari masih belum ada tanda-tanda untuk segera melahirkan, akhirnya kita di minta pergi kedokter untuk USG lagi untuk memastikan bahwa keadaan bayi dan air ketubannya masih baik, Alhamdulillah hasil USG menunjukkkan bahwa kondisi bayi baik-baik saja meski ketubannya sudah mulai sedikit dan agak keruh.
setelah USG ke dokter karena keterbatasan peralatan maka kita diminta oleh Dokter untuk memeriksa denyut jantung bayi melalui rekam KTD. dan akhirnya kita melakukan KTD di Rumah Sakit Sari Darma Denpasar, dan kita akan diberitahu hasilnya malam ini. dan kita diminta kembali lagi ke klinik. sebelum sampai ke klinik kita mampir dulu kerumah teman, karena teman punya ramuan mujarab yang sudah turun -temurun dipakai oleh keluarganya untuk melancarkan proses persalinan. dirumah teman tersebut istri diberikan ramuan tradisional yang membuat badan terasa panas dan kmembuat kontraksi diperut semakin menguat.
Senin, 13 juni 2011setelah menunggu semalaman dan merasakan rasa sakit yang tak terhingga, serta diminta jalan-jalan disekitar klinik. pada pagi harinya setelah diperiksa oleh Dokter akhirnya diputuskan bahwa persalinan normal tidak bisa dilakukan, karena setelah pertimbangan umur kandungan yang sudah lewat 2 minggu dan air ketuban yang terus- menerus keluar akhirnya serta tidak adanya perubahan pada pembukaanya. akhirnya demi keselamatan Bayi dan Ibunya maka harus segera dilakukan operasi Caesar.
selanjutnya kita menuju Rumah sakit Sari Dharma dengan dijemput Ambulance. dalam perjalanan istri merasakan rasa sakit yang kuat sampai menangis.
Kira-kira 10 menit akhirnya kita sampai di Rumah sakit Sari Dharma dan istri segera masuk UGD untuk dipersiapkan Operasi Caesar......
Berselang 30 Menit Alhamdulillah Akhirnya sang Mujahid Muda sudah Dapat diangkat dari rahim ibunya. tepatnya pukul 10.35 Wita dengan panjang 45 cm dan berat 3100 gr.
Puji syukur ke hadliratMu Ya Allah yang telah membrikan kehidupan dan Kematian...
Setelah diberitahu Dokter bahwa bayinya boleh dijenguk, segera aku kesisi sang mujahid dan mengumandangkan dzan di telinga kanan serta iqomah ditelinga kirinya.....
Subhanallah akhirnya Pelita hati, sang mujahid muda telah terlahir ke dunia....
Mudah-mudahan lindungan Allah akan senantiasa berada padanya....
Semoga menjadi anak sholeh yang bisa berguna bagi agama dan negaranya....
Amin Ya Rabbal ALamin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hadits Muslim